










Posted Februari 25, 2008
on:Posted Februari 25, 2008
on:Sudah berbilang musim beta tidak juga pulang
Meski kapal-kapal bersipacu nasib baik belum
berkunjung
Ada luka tersimpan disana, mau bikin apa sio gandong
Itu tanah milik siapa sio kona nama yang hilang
Siapa kini penjaga cahaya jika bobato tergiur kursi
Masjid dan langgar sepi puisi tak ada lagi yang baca
barjanji
Di singgasana para kolano memanen rejeki
Melingkar janji dengan tarian jin salai, eeee
doti-doti
Sudah berbilang musim kaki langit terkurung mendung
Tapi tuan governur bilang jangan coba untuk pulang
Ale masih harus bikin perhitungan di tiang gantung
Kalau mau terus berdiri sebagai petarung, sio gandong
Tuan boleh unjuk gigi pake manyiang deng kabaya donci
Tapi beta anak negeri dengan seribu panah puisi
Kalau sampe beta marah nanti, beta bikin laut mandidi
Ikan-ikan lari, irama tifa deng bunyi tahuri, tuan
mati
â€Mari tuan katong baku cigi, beta siap matiâ€
Banda Aceh, 24 Februari 2008-02-25
dino f. umahuk <valdinho74@yahoo.co.uk>
Kaicil Paparangan= Gelar Sultan Nuku
Basudara tuang hati jantong= Saudara sehati se jantung
Gandong= Saudara kandung
Sio kona= aduh kasihan
Bobato= Pemuka agama dan adat di Maluku Utara
Kolana= Kepala Pemerintahan Adat di Maluku Utara
Jin Salai= Tarian Jin
Doti-doti = ilmu hitam
Manyiang deng kabaya donci= pakaian untuk ke pesta
Mandidi = mendidih
Tahuri= alat musik dari kulit bia (kerang laut)
Baku cigi= memancing ikan kecil untuk umpan
Posted Februari 25, 2008
on:Lalu nona tikam janji seperti setan bermain api
Perempuan dengan mata setajam duri
Darimana cakar kuntilanak menorehkan hati
Kau selalu saja diam-diam menyimpan belati
Maka pada purnama kesekian yang menelikung janji
Kita semakin tak bisa mengukur debar di urat nadi
Ada saja air garam kau rebus di dalam panci
Berharap cinta cepat matang dia malam hari
Aku bukannya tak pernah sudi memadu janji
Tapi jarak semakin tergugu di ujung jemari
Perempuan dengan rambut sehitam kenari
Sudah berapa rindu pernah kau titip ujung pelangi
Banda Aceh, 24 Februari 2007
dino f. umahuk
Posted Februari 25, 2008
on:Kembali Ke Titah
Oleh: D Kemalawati
Ketika saya telah menerima tawaran Dino Umahuk untuk
menulis pengantar untuk buku puisinya, saya baru
menyadari bahwa saya belum pernah membaca satu puisi
pun karya Dino Umahuk secara bersungguh-sungguh. Saya
baru mengenal Dino beberapa bulan yang lalu. Beberapa
kali saya melihat Dino tampil pada pentas
musikalisasi puisi bersama Rahmad Sanjaya dengan
komunitas Rumah Sawahnya. Dino memang baru menetap di
Banda Aceh walau pun jauh sebelumnya dia pernah
berkunjung beberapa kali ke Aceh, baik ketika masih
mahasiswa maupun ketika konflik berkecamuk di Aceh.
Setelah tsunami melanda Aceh, Dino kerap datang dengan
misi kemanusiaannya. Dan akhirnya ia memperoleh
pekerjaan yang mengharuskan ia menetap untuk beberapa
tahun mendatang di bumi Iskandar Muda ini.
Ternyata begitu draf buku puisi berada di tangan saya,
saya justru merasa bahwa saya sedang membaca karya
para penyair Aceh yang menuliskan keindahan alam
baharinya dengan penuh imaji, kerinduan pada Sang
Khalik, keterasingan dalam negeri sendiri karena
konflik yang sengaja diciptakan, tentang hilangnya
rasa kasih sayang, serta musibah besar gelombang
tsunami. Beberapa puisi cinta yang ditulis Dino
menggunakan imajinasi yang sama dengan penyair Aceh.
Maka sajak-sajak Dino menjadi sangat familiar bagi
saya meski pun alam kelahiran Dino yang jauh di Ambon
sana memiliki kultur yang mungkin agak berbeda dari
Aceh.
Puisi-puisi yang terkumpul dalam Metafora Birahi Laut
ini ditulis dalam berbagai tema. Lalu sang penyair
memilah berdasarkan tema dengan memberi sub-sub judul.
Yang menurut saya pada sub judul Haluan Menuju,
puisi-puisi Dino sangatlah kuat dan memiliki nilai
religi yang agak jarang ditulis oleh penyair seusia
Dino. Oleh sebab itu maka pengantar saya beri judul
Kembali ke Titah, yang kiranya tak meleset jauh dari
apa yang ditulis Dino tentang kematian dan jalan
pulang.
Setiap detak nafas adalah meringkas jalan pulang
entah bersama entah sendiri
menempuh jarak ke pangkuan Ilahi Rabbi
(“Berlayar Pulangâ€)
Dino menyadari bahwa setiap detak nafas tak lain
adalah pengurangan usia bagi makhluk hidup. Manusia
yang kadang alpa memaknai helaan nafas selalu berlaku
sombong dan angkuh merasa hidup akan selamanya.
Bagi Dino, mati bukan soal. Karena siapa pun yang
hidup akan mati apabila telah sampai ajalnya. Tetapi
yang diresahkan Dino adalah bagaimana cara dia
menjumpai Ilahi Rabbi jika selama hidupnya ia merasa
penuh dosa.
Mati bukan soal apa tapi bagaimana
menuju pulang lautanku penuh jelaga
(“lautan Jelagaâ€)
Kalau pada puisi Lautan Jelaga, Dino meresahkan
dirinya yang akan kembali tetapi lautannya penuh
jelaga maka pada menuju kematian, ia meyakini
tiap-tiap yang hidup akan mengalami mati. Banyak sebab
seseorang itu mati. Ada yang mati dengan tenang, ada
yang mengalami kecelakaan, musibah bencana alam, mati
karena aksi kekerasan hingga mati bunuh diri dengan
meracuni diri bahkan sampai aksi bunuh diri dengan
memasang bom yang bukan hanya berniat menghantar
kematian diri sendiri tetapi memaksa malaikat membawa
nyawa-nyawa lain yang tak bersalah. Dino menulis dalam
Menuju Kematian
Seperti apapun nyawa-nyawa melangkah pergi
hanya soal cara bagaimana malaikat menghampiri
(“Menuju Kematianâ€)
Bukan, bukan kematian itu yang dipermasalahkan karena
semua yang hidup pasti akan mati. Soal cara bagaimana
Malaikat menghampiri untuk mencabut nyawa seseorang
yang kemudian sering merupakan sebab yang
diperbincangkan.
Izrail mengintai nyawa-nyawa untuk dikirim
pulang ke langit tujuh lapis
di Baiturrahman sayapnya singgah telah
terangkat seratus ribu lebih nyawa
(“Izrail Mampir di Bumi Acehâ€)
Ketika tsunami melanda Aceh, Minggu pagi 26 Desember
2004, malaikat bergentayangan hilir mudik melintasi
Serambi Mekah. Ia melihat air laut tumpah
menghilangkan tanah daratan. Izrail datang mengintai
nyawa-nyawa untuk dikirim pulang. Saat itu ratusan
ribu nyawa terpisah dari badan dan banyak kita melihat
tapi tak mengenal maka hanya Izrail yang menandai
tubuh dan roh yang dibawa pergi.
Kematian adalah kematian tulis Dino dalam puisinya.
Tapi menyaksikan kematian yang akibat bunuh membunuh
menimbulkan gulana hingga ia perlu mengajak umat
beragama untuk menanyakan pada Rasulnya masing-masing
apakah memang agama Tuhan mengajarkan umat manusia
untuk saling membunuh.
Bila nanti siang kau sholat Jum’at
barangkali di Mesjid Al-Fatah
atau hari Minggu nanti kau ibadah
atau ikut Missa mungkin di Gereja Maranatha
mungkin di Kadetral
tolong tanyakan kepada Muhammad dan Isa
yang Agung itu
apakah mereka mengajarkan agama Tuhan
agar saling membunuh?
Kalau memang demikian
mengapa agama melarangku bunuh diri
(“Agama Bunuh Diriâ€)
Membaca puisi-puisi Dino meskipun menggunakan bahasa
yang terkesan klise tapi pencarian diri telah sampai
pada titik yang mencengangkan. Hanya dengan bahasa
yang sederhana kita diajak untuk menerima dengan
ikhlas apa yang seharusnya akan terjadi. Ia tidak
mengeklusifkan dirinya dengan keimanan yang dianutnya.
Tentu yang sangat diinginkan adalah suasana damai di
muka bumi tanpa ada pertumpahan darah sehingga ia
memerlukan mengajak umat Nabi Muhammad dan kaum Nabi
Isa untuk menanyakan tentang ajaran agama
masing-masing tentang bunuh membunuh.
Selain puisi-puisi bernuansa religi, puisi-puisi cinta
baik untuk tanah kelahiran maupun untuk sang kekasih
bertebaran dalam kumpulan puisi ini. Beberapa sajak
pelarian menguatkan kerinduan Dino pada kampung
halamannya dan kegelisahannya dapat kita pahami
apabila limit waktu kepulangan tak ada kata pasti.
Ini bulan keduabelas
dari pelarianku yang tak kenal batas waktu
bersama keyakinan yang membongkah jadi batu
adakah jiwa sunyi ini
punya tempat untuk pulang
(“Sajak Pelarian Vâ€)
Betapa bedanya seorang pelarian dan seorang perantau
ketika merasakan kerinduannya pada kampung halaman.
Sang perantau tanpa rasa gundah akan pulang kapan saja
ia inginkan, tetapi bagi seorang pelarian tentu tak
seleluasa perantau. Bisa jadi selamanya ia tak bisa
kembali meskipun kampung dan seluruh penghuninya tak
ada lagi.
Sebagai seorang anak yang mengharapkan ibunya, Dino
sang penyair masih selalu berharap.
Ibu
mimpi pasti membunuhku malam nanti
di tanah pelarian yang begini jauh
apakah doamu akan sampai?
(“Ibuâ€)
Betapa menderitanya seorang pelarian. Tak ada rasa
aman, sebab mimpi pun akan membunuhnya. Tapi meskipun
ia terbunuh ia masih mengharapkan doa dari orang yang
telah melahirkannya. Sebuah doa yang diyakininya akan
diaminkan malaikat dan dikabulkan oleh-Nya.
Dino tidak cengeng dalam karya meskipun ia hidup dalam
pelarian yang panjang.. Konflik yang melanda Ambon
memang memisahkan dirinya dari hangatnya pasir putih
dan lincahnya gelombang laut. Hanya raga yang memberi
jarak tetapi batinnya, batinnya sangat dekat mendekap
Ambon. Puisi-puisi yang terdapat dalam Kipas Lenso
Putih benar-benar menghipnotis kita seolah-olah kita
hadir di kota yang sangat eksotis itu. Kita seakan
berada di teluk, di sebuah dermaga tua dengan perahu
mengambang dan ikan menari-nari di bawahnya. Telinga
kita seakan mendengar nyanyian para jejaka dan kipas
lenso diayunkan. Angin semilir, langit temaram dan
kaki-kaki perkasa sambil bersiul melempar jala dan
percikan air laut menerpa rahangnya. Aroma mantra dan
Pattimura yang muram benar-benar menyatu dalam Kipas
Lenso Putih.
Dino telah bercerita banyak hal dalam puisinya . Ia
kadang meliarkan imajinasi kita dengan bahasa
sederhana. Hanya yang membuat kita sulit menyelusuri
perkembangan kepenyairannya justru karena dalam
penyusunan puisinya Dino tak mengurutkan berdasarkan
tahun penulisan. Tapi bagaimanapun Dino telah
memberikan sesuatu yang berharga dalam karyanya yang
mungkin akan kita rasakan manfaatnya suatu saat nanti.
Dan bagi saya yang baru membaca karya Dino, saya
menemukan kepuasan yang luar biasa meskipun saya tidak
bisa menulis pengantar yang lebih bagus. Karena
sesungguhnya saya seorang penulis, sama seperti Dino
Umahuk.
Posted Februari 25, 2008
on:Terpandang aku
Bicara rendah hati si bunyi embun
Terdengar dalam gemersik bisik malu
Semboyan itu telah berbunyi
Perlahan dan penuh tatatertib…
Buka lah mata mu..
Buka lah segala deria pendengaran ..
Bukalah pintu hati mu..
Dia telah lama di depan pintu…
– oney –
Posted Februari 25, 2008
on: Ada apa pada cinta??
Suatu Masa dulu bagiku cinta itu suci
Tiada apa yang boleh menandingi
Tapi kini semua itu tiada lagi bererti
Ada apa pada cinta??
Hanya manis pada bicara
Kononnya tiada curiga
Kan kekal ke akhirnya
Ada apa pada cinta??
Hanya duka dan lara
Tidak difahami bagi mereka yang tidak mengalaminya
Tapi,
aku percaya pada satu cinta yang tiada akhirnya
Hanya cinta pada yang Esa…….
Kan kekal selamanya………
“ctshuhadah”
Posted Februari 25, 2008
on: Malam ini suasananya berbeda…
Kupandang langit begitu indah…
Begitu banyak bintang di angkasa…
Berkilau seperti intan permata…
Namun di antara berjuta bintang…
Hanya satu yang kupandang…
Ada yang berbeda dari kilaunya…
Tak seperti bintang pada umumnya…
Hati ini pun ingin memilikinya…
Tapi apa daya kuhanya manusia biasa…
Ku tak sanggup untuk menggapainya…
Ku hanya bisa memandanginya…
Akankah bintang itu turun ke bumi…???
Dan bersinar di hati yang telah lama menanti…
Apapun bisa saja terjadi atas kehendak Illahi…
Akupun bersabar menanti bintang pilihan Rabbi…
“syazie1979”
Posted Februari 25, 2008
on: Dua Insan,
Yang berjanji sumpah setia
Ingin hidup kekal bahagia
hingga ke akhirnya.
Dua Insan,
Bahagia cuma seketika cuma
cinta sayang kasih entah kemana
alpa dengan kehadirannya….
Dua Insan,
kini diterjah insan ketiga
hatinya diguris bak sembilu
terlerai sudah janji setia
tak mampu diungkapkan dengan kata kata…
Kini,
berserahlah dikau pada yang Esa
Cinta yang berputik terlerai jua
Tak mampu untuk kau menahannya
Cinta yang dibina telah pergi jua..
Tak menoleh ke belakang lagi…
hanya doa dipanjatkan..
agar dapat meneruskan hayatnya
Tanpa kehadiran dia….
Kau kecundang akhirnya……..
“ctshuhadah”
Posted Februari 25, 2008
on:Telah ku berikan ruang
Walau sangat sempit
Dan karat bumbung nya
Untuk kau berteduh sementara
Menghilangkan lelah
Kepenatan bekerja
Setelah berjuang dalam masa harian mu
<>
Di ruangan itu
Cukup untuk kita berseloka
Belajar tentang kata-kata prasasti terindah
Yang menjadi jalan kita menjelmakan kata
Tanpa perlu menunjuk bentuk di sebalik rupa
<>
Di ruang yg hangat itu
Aku menyediakan gerbang² pintu untuk kau mencari
Aset² yang perlu kau ada..
Tunjang² yang menyokong kau menegak berdiri
Menghapuskan sisa jajahan yang menjadi bara
Dan titik keterbukaan dirimu untuk sesiapa selepas ini
<>
Di ruang terpencil itu
Aku yang menjadi dinding melihat kau tatih berdiri
Aku jadi bumbung lindungi mu semasa detik pencarian
Aku menjadi pintu lorong menunjuk aset perlumu
Aku menjadi air menghapuskan bara menyala merah
Dan di setakat itu sahaja yang mampu aku berada..
Kerna aku bukan siapa²…
<>
Dan
Sehingga semalam
Aku mencari mu di ruang seperti lazimnya
Ingin menemanimu mengira bintang² berseri
Yang telah kau temui di jarak pencarian ..
<>
Dan sehingga terbit fajar tadi
Ku menganggap ..
Ruang itu telah mati..
Tidak kan ada yg akan kembali
Kau telah temui ruangan baru
Di semilir pesada bintang berkilauan
Dan meninggalkan aku yg kelelahan…
– oney –
11:48
20 feb 08
Posted Februari 25, 2008
on:Myelina Tashiro <myelina_tashiro@yahoo.com> wrote:
Citra cinta
apakah harum mawar
bersemadi di tamannya
aku embun yang hidup
di celah-celah damaimu
jelita dalam manja
senyum tawa tangis amarah
menghadiahkan peribadi
yang mengaromakan lagi
taman sendaloka
mahligai impian bersama
Ini citra cinta kita
abadi di manapun berada
ketika dekat walaupun jauh
tiada ada rasa terpisah
jejarimu menakluk kalbu
kalbuku menyimpan damai hatimu
ini citra cinta kita
satu di dalam maknanya
Tuhan Maha Tahu
di mana kamu di situ aku
di mana aku di situ kamu…
Myelina san 🙂
— In Alhaddads@yahoogrou
Posted Februari 25, 2008
on: Kelmarin…kita ayun langkah bersama
Kelmarin…kita pernah menimang rasa
Kelmarin…ada rindu di hujung impianmu dan impianku
Kelmarin…sebait kenangan tentang kau dan aku
Aku tak ingin bicara lagi tentang kelmarin
Jika langkah kita tak lagi terayun bersama
Jika kita tak lagi menimang rasa
Jika rindu tak lagi menunggu di hujung impian
Mungkin…kita memang tak harus bersama
Sejak kau kejar mimpimu
yang di sana tak lagi ada aku…
Myelina Tashiro.
20 Feb 2008.
Posted Februari 25, 2008
on:Kemarin bukan Aku…
Hari ini tak kutemukan Aku…
Adakah esok Aku ?
Sayapku patah…
Cahayaku memudar…
Ku sunyi ditengah riuh
Ku Hitam ditengah putih
Aku Layu…
Aku Jatuh…
Aku Hilang…
Aku Rapuh…
Aku Luka…
Tegarku hanya fatamorgana
Mudah hilang dalam satu kedip mata
Lalu kembali ke mulanya
Menjadi padang pasir
Yang panas…
Yang gersang…
Yang terasing…
Senyumku tabir paras
Candaku selimut perih
Riangku hanya maya
Aku tersesat dalam labirin duka
Perih…
Sakit…
Lelah…
kiriman: “syazie1979”
Posted Februari 25, 2008
on:Bagaimana mahu aku bicarakan
Perasaan daku tika ini
Terasa jantungku laju berdegup
Bagai tersimpan satu perasaan
Yang tersasar jauh dari jangkaanku
Sejak ku terpandang wajahnya
Terdengar satu suara menyatakan
Dia milikku…
Terasa satu perasaan yang tidak dapat diungkapkan
Terasa satu perasaan yang luar biasa
Terasa ingin dekat dengannya
Terasa ingin kenal dengannya
Semalam…
tidurku tidak lena
Kerana terlalu mengingatinya
Jiwaku rasa memberontak
Pagi ini…
Masih lagi aku terasa
Tetapi..ku tidak tahu bagaimanakah caranya
Untuk mendekatinya..
Ingin ku khabarkan pada bonda…
malu rasanya…
Adakah aku jatuh cinta buat kali yang ke-2?
~CtShuhadah~
Posted Februari 25, 2008
on: Ya Allah,
Berilah aku kekuatan dalam menghadapi ujianMu.
Berilah aku petunjuk dan hidayah agar aku tidak sesat.
Terangilah jalanku dengan cahayaMu.
Ya Allah,
Jadikanlah aku orang-orang yang kuat dan sabar dalam melayani kehendakMu.
Jadikanlah aku orang-orang yang redha atas sesuatu perkara yang menimpa.
Jadikanlah aku setabah para utusanMu ketika mereka sedang berjihad,
hingga akhirnya mereka menang memerangi musuhMu.
Ya Allah,
Berikanlah berita gembira buatku,
dan buat mereka yang sentiasa sabar dengan ujian yang menimpa.
Bukakan mata hati dan mata batinku agar bisa memahami
hikmah yang Engkau turunkan.
Ya Allah,
Jadikanlah aku hambaMu,
yang bersyukur atas nikmat dan rahmat yang Engkau kurniakan.
Hindarilah aku daripada menjadi orang-orang yang lalai dan
hindari juga aku dari menjadi orang-orang yang fasik.
Ya Allah,
Janganlah Engkau putuskan nikmat yang Engkau berikan padaku.
Pimpinlah aku agar terus berada di landasanMu yang benar ini.
Pimpinlah aku menjadi wanita soleha dan baik budi serta akhlaknya.
Ya Allah,
Ampuni segala dosa yang telah aku lakukan.
Berikanlah aku kejayaan di Dunia dan di Akhirat….
Amin….
*Myelina Tashiro
Posted Februari 25, 2008
on:Tak pernah tak ada wangimu
memberi cahaya pada kamarku
yang disenandungi rindu
tak pernah tak ada warnamu
menakung bayu memberi baru
yang menyelimutkan bahang syahdu
Ini tak hanya puisi
kujanakan makna dalamnya
melebur dalam kalbu
tak pernah mengalih arah
menyatu dalam rindu
yang tak siapa menyertainya
walau tak siapa menafikannya
Meski harus memelihara
dalam jelaga yang hanya kita memutihkannya
dalam selimut suci sebersih hati warna dan wangimu
menjadi milikmu jua
yang menghiasi kamar diri
Sambil kita menanam benih peribadi
setia seumpama embun
agung seumpama cahaya mentari
melewati hari demi hari
merestui
akrab umpama kuku dan isi…
Posted Februari 25, 2008
on:Sesungguhnya kita adalah para pemudik yang suka lupa
Maka jika lautan masih menyala, mendayunglah sekuat
tenaga
Jangan menunggu senyap apalagi gelap menghiba
Tanpa haluan tergambar jelas jalan pulang pasti gulita
Sesungguhnya kita adalah pemudik dengan nasib secarik
kertas
Sejauh mana memandang hidup jangan sampai menjadi
getas
Tersandung batu terhempas badai, rahasia Tuhan harus
kita retas
Berpayung zikir bersayap tawaddu, dengan Bismillah
maju menderas
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya tanpa
penawar
Kita sudah pasti pulang dengan bekal yang siap di
takar
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah
mawar
Sesungguhnya segala amal tak bisa lagi menjadi
pencahar
“Maka beruntunglah mereka yang pulang berbekal amalâ€
Serambi Mekah, 23 Februari 2008
Dino Umahuk: metafora birahi laut
www.birahilaut.multiply.com
Posted Februari 25, 2008
on:Tangan yang menengadah dengan balutan iman
Adalah lembar-lembar doa yang melesat ke tiang Arsy
Bila zikir kau sematkan ke kaki langit
Guguran airmata petanda cinta akan tersulam sebagai
cahaya
Lalu nikmat mana lagi dari rahasia Tuhanmu yang kau
ingkari
Kau mengumpulkan berton-ton kekebalan hanya untuk
tenggelam
Seolah perahu nasib bisa terbang melintasi waktu
Padahal lautan adalah awal dan akhir kehidupan jika
kau tahu
Maka sesungguhnya tiap-tiap yang hidup akan mengalami
mati
Dengan jalan apa menuju kemana ini tentu sebuah
pilihan
Kepada kita di beri akal semestinya ia menjadi sinar
Ke arah mana jalan pulang harus menuju
Serambi Mekah, 23 Februari 2008
Dino Umahuk; Metafora Birahi Laut
www.birahilaut.multiply.com
Posted Februari 25, 2008
on:Bila, aku sudah tiada
Simpan semua lagu ku
Jangan di tangis selalu
Mungkin, itu sementara
Bila jumpa pengganti ku
jangan di lupakan aku
Pagi itu indah seperti biasa
Tidur yang lena terhenti di sana
Layap kuyu masih tak terdaya
Bukalah tingkap mu
Curahkan cahaya…
Siapa yang sangka
Bila tiba masa kita
Untuk pergi selamanya
Takkan terduga
Jika saat ni
Tuhan tentukan
Aku lah orangnya
Gelak tawa tangisan yang hiba
Kenangan kita masa di dunia
Alangkah indahnya jika
Kita mampu hidup selamanya…
Di kirim oleh: Blackcrv Sha
Posted Februari 16, 2008
on:Jemariku sudah tak kuat lagi menahan kemudi
Untuk berlayar menuju pantai darimana tangis melunglai
Cuaca yang meradang pada hujan timur musim mimpi
Meleparkanku pada derasnya lelehan airmata warna api
Lalu sepayung puisi paling pelangi kau tancapkan di
batas pasir
Dengan selendang berwarna getir berharap cinta tak
lagi sumir
Tapi angin tak juga semilir karena musim terus
bergulir
Mungkin ini palayaran paling tubir yang disebut takdir
Tapi entah untuk apa kau terus saja memesan rindu
Dari matamu yang setia menunggu dengan bisu
Padahal jejak di pembuluh sajak yang dulu kita buru
tak lagi menderu
Mungkin ini yang disebut takdir palayaran dari sajak
paling biru
”Barangkali kita perlu memahat segalanya pada batu
biar tak beku”
Banda Aceh, 15 Februari 2007
Dino Umahuk: Metafora Birahi Laut
www.birahilaut. multiply. com
Posted Februari 13, 2008
on:Dilema Anak Kecil
Dalam keadaan dilema,
berdiri seorang anak kecil
berbaju lusuh
berbau hapak
di tengah-tengah kompleks membeli-belah,
menadahkan tangannya
meminta diberi simpati…
akan nasib
yang menimpa dirinya.
Hatinya berdetik lalu berbisik,
‘Sekadar sepuluh sen dua pun cukuplah,
sekurang-kurangnya……
ada sesuatu dapat ditunjukkan’.
Dalam kegelisahan itu,
reaksi ibu dan ayahnya
berlegar di kotak fikiran,
di telinga terngiang-ngiang
kata-kata menghiris hati
‘Kau anak tak guna,
Tau makan tak tau kerja
Pergi kau dari sini’.
Rintihan hati menggores sepi,
air mata berlinangan
membasahi pipi,
Hatinya seolah-olah merayu,
‘Ayah dan ibu tersayang,
Aku telah cuba dapatkan sedekah
kenapa aku masih diseksa??’
by: sharifah azie
Posted Februari 13, 2008
on:Bak kata mu hari semalam
Telah pun sampai masa kita
Mencari yang hakiki di dunia
Bekalan untuk akhirat
Bagai penghapus dosa lampau
Yang tidak terhitung akan balasan
Dan hukuman dari Tuhan
Bak kata mu hari sudah
Mahu mencari yang sanggup menyayangi Dia
Untuk sentiasa berada di Nur kasih sayangNya
Bersama sepenuh jiwa raga mengadap Pencipta
Bak kata ku hari semalam
Kita telah lama sangat leka
Asyik dengan permainan dunia yang kian tua
Penuh kotoran yang tak mampu di hakis
Semakin rakus dan memanggil-manggil jiwa
Bak kata ku hari ini
Mohon sesama kita mengingati
Menegur demi memperbaiki
Terus meniup sinar islami
Agar semakin kukuh tujuan kaki
Bak kata kita
hari ini dan esok selagi nafas bernyawa..
‘sampai.. sudah masa kita ..
Kita harus berhijrah dari situ
Dan jangan menoleh lagi…’
Berkati lah kami ya Allah..
Sambut lah huluran kami…
Amin..
Posted Februari 13, 2008
on:— In Cerpen_Puisi@yahoogroups.com, LanunSerbia <ctekito@…> wrote:
Bertemu dan berpisah
suatu ikatan yg saling tak tumpah
umpama air di dalam kolah sawah
tanpa air, kolah kontang bersawang
tanpa air , sawah padi pasti tak riang
kerbau tak akan turun berkubang
anak petani mati kelaparan
Bertemu dan berpisah
umpama langit dan bumi
saban hari terketemu
saban dinihari terpisah
maka adakah itu masih sebuah persimpulan ..
jika hati jadi ukuran pasti kemdian ketemu lagi
pasti tak akan ku tunggu lagi
kerna nanti pasti ketemu jua lagi
walau dalam cuaca 7 musim yg berlainan
pasti gerak rentak gemalai terungkai
walau nafas dan badan beredar zaman
Tak akan ku kenang tanda abadi
tak akan ku kota tanda sejati
setiap ketemu pasti diakhiri
setiap perpisahan pasti kembali..
sebagai permulaan dipenghujung jalan…
akan ku kandung sampai mati….
inilah sumpah keramat sakti
Janji padu ku pada Ilahi..
Posted Februari 13, 2008
on: Sauh berlabuh di dada mudik
Yang ditinggalkan mengejar hebat
Esok atau lusa mungkin bertamu
Di tengah gentir keganasan gelombang
Beraksi helang dan camar di hujung layar
Angin dan badai bertiup tampa mengenal arah
Dan gelora bagai jerung mebahang mangsa
Rakus merobek sisa-sisa harapan
Untuk berlabuh pada dermaga impian
Lambaian duyung di sisir pantai
Hanyut harapan bersama badai
Ibarat bahtera tampa nakhonda
Susur lautan tampa petunjuk
Yang kian lelah dilambung ombak
Akhirnya karam ke dasar lautan
Mati dalam impian dan angan-angan
karya asli: alhaddad
Posted Februari 13, 2008
on:Dua Dalam BahteraArtist: WaheedaDari setiap pasangan dua
Maralah ke dalam bahtera
Yang dibina sekian lama
Dengan izinnya Maha KuasaDia disangka orang yang berdusta
Dia disangka orang yang gilaHingga hari terbongkar segalanya… ..Nuh…Nuh. .Nuh
Kau telahpun diberitakan
(tentang hari yang akan datang)
Kau telahpun diperingatkan
(tentang hari yang telah datang)Kini jalan keluar tiada
Hujan yang turun tiada redaTenggelam kini segalanya
Tenggelam kini segalanyaSeribu tahun illa lima puluh
….Nuh…Nuh. ..NuhDuhai anak kemana nak pergi
(ingin mendaki gunung yang tinggi)
Duhai anak tiada dapat kau lari
(tetap mendaki gunung yang tinggi)Duhai anak kembali ke sisi
Hari ini tiada dapat kau lariDuhai nabi anakmu bukan ahli
Biarkan saja dia pergiSelamatkan dari bencana ngeri
….Nuh…Nuh. ..Nuh
Posted Februari 13, 2008
on:Tak semudah kau sangka
Melepaskan kau pergi
Hati yang meronta, hampa kecewa
ku tekad sembunyikannya dari pandanganmu
Ku rela begini
Berakhirnya di sini
Dari bersamamu terus berpura
Setelah cinta tiada lagi di hatimu
Chorus
Ku hapuskan airmata dari mengiringi
Kesengsaraan mengharung perpisahan ini
Ku pujuk jiwa nestapa
Pendamkanlah duka
Pasrah pada lara ketentuan ini
Tak semudah kau rasa
Melepaskan kau pergi
Hati yang terluka dikunjung jua
Kerinduan yang tidak tertanggung terhadapmu
*Bridge
Posted Februari 13, 2008
on:Relaku mengejarmu seribu batu jauh lagi
Tapi benarkah kaki ku-kan tahan sepanjang jalan ini
Biar membisu burung bersiulan terlelah gelombang lautan
Ku masih setia
Adakah engkau tahu… ini cinta
Adakah engkau pasti… ini untuk selama-lamanya
Relaku menunggumu seribu tahun lama lagi
Tapi benarkah hidup aku akan selama ini… yeah…
Biar berputar ke arah selatan ku tak putus harapan
Sedia setia
Jangan putus harapan… sedia setia
kiriman: “honey elyanie”
Posted Februari 13, 2008
on:Menonton bayang wajahmu di minda
Kala ku sendirian terpisah jauh
Bererti tanpamu
(Bridge)
Babak penantian
Satu ujian
Sekuat mana cinta
(Korus)
Ku tak mungkin
Kalis rindu
Kalis pilu
Bila kau tiada
Semakin
Pendam rindu
Pendam pilu
Hingga kau menjelma ah au…
Berdiri di tingkap merenung ke luar
Lihat kekasihku yang basah berjalan dalam hujan
Berserta senyuman
Lama ku nantikan
(Ulang bridge & korus)
Sekian detikkan waktu berlalu
Di alam berkasih
Menjadi rakaman yang berharga
Tak terharga yang berharga
Posted Februari 13, 2008
on:dimana kini entah dimana
bunga impian
yang indah dimata kurindu tutur sepamu
nan saat kau barada disisiku….
kini tinggallah kusendiri
hanya berteman dengan sepi
menanti dirimu kembali
disini ku terus menanti
akan kucoba untuk
menanti dirimu kekasih
oh bunga….
dimana kini kau berada
jangan biarkan diriku
dalam kesorangan
oh bunga…
jangan kau gores luka didada
sunguh diriku takkan kuasa
campak kan kenanga
ho ho ho….
Ajari aku berjalan dalam Jalan lurus Mu,
Ajari aku melangkah dalam kehendakmu Mu,
Ajari aku menjalani Hari-Hari bersama dengan Mu,
ya Allah… Aku tak tahu jalan ini, bila mana aku berjalan, di sekeliling Ku penuh dengan kegelapan, Ku perlu pimpinan tangan Mu, untuk Ku bisa melangkah Dan berjalan Dan tahu arah tujuan yang pasti.
ya Allah…aku sering terjatuh kerana batu-batu yang tak Ku lihat kerana kegelapan ini, sakitnya luka itu ya Allah…namun tangan Mu menarik Ku lalu membersihkan lukaku serta membalutnya.
ya Allah…aku sudah tidak kuat lagi, aku tidak bisa melihat di dalam kegelapan ini.
Betapa banyaknya luka-luka mengarungi perjalanan ini, bekas luka-luka yang lama berdarah kembali karena kerikil-kerikil yang tajam ini. Aku tersungkur.. ..tanpa Ku sadari air Mata membasahi kedua belah pipi Ku…Ku coba bangkit Dan melangkah namun aku tidak mampu…
ya Allah…masih jauhkah perjalanan hidup ini? Aku sudah tidak kuat lagi ya Allah.
ya Allah…..aku berteriak bersama dengan tangisanku.
Tiba-tiba… .Ku dengar suara lembut Dan sayu berbisik didalam hatiKu….”inilah sebuah perjalanan hidup, terkadang engkau akan jatuh Dan bangkit, jatuh Dan bangkit Dan jatuh lagi sehingga luka-luka lama mu akan berdarah kembali…. Lihat, meskipun disekeliling mu penuh dengan kegelapan namun kamu tidak tahu sebenarnya di hadapan mu itu Ada terang yang menanti, Aku membawamu ke tempat yang gelap ini dengan maksud Dan tujuan tertentu.”
“Maksud Dan tujuan ?”…. Aku coba mengulanginya.
Lalu suara itu melanjutkan, “ya sebuah maksud dan tujuan yang terbaik bagi mu..Dan masa depanmu. Kamu tidak bisa berjalan dalam kegelapan ini tanpa uluran tangan Ku, lihat kerikil yang tajam itu Aku telah arungi bersama dengan beban yang berat Dan Aku telah menang …. ”
“Tiada seorangpun yang sanggup mengulurkan tangan ketika Aku jatuh Dan berdarah”, kataNya dengan lembut…..
“Perhatikanlah ketika kau jatuh, Aku Ada bersama dengan mu, tangan Ku senantiasa terulur untuk membantu Dan menopangmu, sebenarnya.. ..kerikil tajam itu membuat engkau lebih bersandar lagi kepada Ku Dan menggengam erat tangan Ku, bahwa kau sebenarnya tidak bisa berjalan dengan kekuatanmu sendiri….Aku adalah Dzat Pencipta yang tidak pernah melakukan kesilapan Dan kesalahan dalam hidup mu. Aku senantiasa memberi yang terbaik Dan bukan kedua terbaik bagimu, Meski jalan di depanmu adalah suram Dan gelap yang kau sangat tidak senangi, tapi yakinlah bahwa…..Aku akan menggendongmu terus sampai selamanya, dari rahim ibu mu Aku telah memilihmu… Dan sampai putih rambutmu pun Aku adalah Dzat Pencipta yang akan tetap menjagamu melindungimu bahkan sampai selama-lamanya.”
“ya Allah…” aku coba bersuara…tetapi suara itu melanjutkan lagi, “ketahuilah dalam kelemahan Dan air matamu kuasa Ku menjadi sempurna atasmu.”
Aku menangis mendengarnya aku tak sanggup mengungkapkan perasaan Ku hanya air Mataku menetes yang memberi jawaban atas semuanya.
Sahabat….bila semua itu berlaku pada dirimu, itu akan membuatkanmu untuk bersandar penuh kepada-Allah karana sebenarnya diluar Allah Kita tidak bisa berbuat apa-apa.
“Ku Sandarkan Semua kehidupan dan Matiku Pada Mu Allah Yang Maha Pengasih Lagi maha Penyayang”
—
Best Regard
Erwin Arianto,SE
¤¨¤ë¥¦¥£¥ó¡¡¥¢¥ê¥¢¥ó¤È
———— ——— ——— ——-
SINCERITY, SPEED, INOVATION & INDEPENDENCY __._,_.___
Posted Februari 12, 2008
on:Demi lautan yang meninggikan cahaya di kaki langit Kita hanya membaca kenangan sebagai buih, terlanjur pahit Masa depan adalah lingkaran luka yang terus membelit Ada atau tidaknya harapan seolah berada di celah sempit Kemana lagi melanjutkan nasib dari janji setitis Adam Tanpa senyuman cahaya pelangi menjadi buram Sisa pelayaran hanya kepasrahan menuju karam Ada atau tidaknya harapan sama gelapnya seperti malam Demi lautan yang memiringkan cahaya di kaki langit Kita telah melepas janji kepada laut yang kian sangit Banda Aceh, 12 Februari 2008 Dino Umahuk: Metafora Birahi Laut www.birahilaut.multiply.com
Posted Februari 12, 2008
on:Wajah mu kerap ku mimpi
Wajah mu sering ku puja
Buatku terasa sepi
Kala ku bukakan mataKau masih belum pun ku punya
Rinduku masih kau tak peka
Cintamu kerap ku mimpi
Cintamu sering ku damba
Buatku terasa sedih
kala ku bukakan mata
Kau masih belum pun ku dakap
Rinduku masih kau tak singkap
Bila nak saksi
Kau datang terkulai
Bila nak saksi
Kau datang membelai
Bila nak saksi
Cintaku sampai
Dirimu kerap ku mimpi
Dirimu sering ku khayal
Aku angan-angankan
Kau dapat bersama
Nyatakan cinta yang terpendam
Membina istana tersergam
Bila nak saksi
Kau datang terkulai
Bila nak saksi
Kau datang membelai
Bila nak saksi
Cintaku sampai
Kau masih belum pun ku punya
Rinduku masih kau tak peka
Bila nak saksi
Kau datang terkulai
Bila nak saksi
Kau datang membelai
Bila nak saksi
Cintaku sampai
Bila nak saksi
Cintamu kugapai
Dirimu kerap ku mimpi
Dirimu sering ku khayal
Aku angan-angankan
Spider
Posted Februari 12, 2008
on:Ku kejar matahari yang cair dilaut
ku ambil emas, perak dan kendangnya
untuk kulakarkan garis alam raya
yang kukumpul ialah mahacipta
embun cahaya di pantai lahar
batu hitam empedu bumi di timur matahari
gelombang yang digulung daun karang
terik samar sisa petang
alir cerah yang tercurah ke pasir
dalam mangkuk diriku
kucampurkannya kembali
sebagai suasana wujud
karya mat salleh
Posted Februari 12, 2008
on:di hujung sudut sana
ada garis kedut tua sedang duduk
hanya cebisan kain lusuh menutupinya
ramai mata memerhati, seimbas, seketika cuma.
di tangga batu kaki lima
ada yang sedang ketawa
sekumpulan remaja
bercampur jantinanya
bertepuk tampar
ramai mata memeharti, seolah dalam dengki
dalam cemburu, dalam kagum…..
entah mana hilangnya melayu
entah mana hilangnya adat
entah mana hilangnya pekerti
di tengah kemajuan, bumi tuhan
Pencinta penulisan
Syed Badrul Hisyam Alhaddad
http://alhaddads.wordpress.com
http://groups.yahoo.com/group/Alhaddads/
Posted Februari 12, 2008
on:seraut pilu dan sesal diwajahnya
yang entah bila akan hilang
entah esok, entah lusa, atau tak akan hilang
derita dan bencana apakah yang ditanggungnya
bintang tidak lagi hadir bersama bulan
apabila matahari berlabuh
dan malam mula meyapa
rindu sang pungut juga tiada
ungas tidak lagi nyayikan irama asyik
lagu alam yang penuh tenang
hati yang dulu sentiasa berbunga
indah bagai taman di istana
semakin pudar tidak berseri
yang tinggal hanya kelopak yang semakin layu
akan bertebangan bersama dedaun kering
menyairkan puisi puisi sedih
Pencinta penulisan
Syed Badrul Hisyam Alhaddad
http://alhaddads.wordpress.com
http://groups.yahoo.com/group/Alhaddads/
Posted Februari 12, 2008
on:Entah mengapa
Awan kelabu mencari aku
Mengekori di setiap penjuru
Bagai kan ingin aku bersama nya
Yang bergelapan tanpa pelita
Entah mengapa
Bagaikan tidak sanggup ditahan -tahan
Rintik demi rintik sesak berlumba mahu gugur
Seperti mahu mewar-war kan pada dunia
Empangan tabuh pecah dengan riwayatnya
Dan bendera putih telah berkibar lusuh
Kini hanya naik setengah tinggi besinya
Entah mengapa
Hari yang dipilih ini
Bukan sesuatu yang mustahil untuk di elak
Seringkali terus menghantui akal fikiran
langsung menjejaki hingga ke esokkan fajar yang berganti
mungkin kah nanti
kan bertukar awan yang lebih berkilauan
atau jernih dalaman
yang mampu mengerti aku
yang ikut bersama meminjamkan payung lindungan
seiring atau sekadar persinggahan
hingga aku jumpa payung yang lain²nya
atau mungkin..
tiada lagi payung yang mampu melindungi aku
dari awan kelabu itu..
– oney –
Posted Februari 12, 2008
on:Dunia jelas
lembah berlatar bayang
dan jalan lurus menuju arah
kita biarkan mengumpul hutan
gelap, basah dan tanpa jalan keluar
olannya melilit kenyataan
yang kita takut dan elakkan
Racun kita tercurah pada peribadi
dengan irihati kita calarkan pendirian
atau kebesaran penanggung unggul
kita fitnahkannya dengan kekecilan
yang tinggal hanya belukar kering
dan bukit luka
Akan kelam kampung ini
tiada kata-kata lurus
tiada suara nyaring percaya
dan esak yang cerah
matahari sudah tenggelam
Karya Mat Salleh
Posted Februari 12, 2008
on:KENAPA bulan dan matahari tak dapat bertemu…Sedangkan BULAN dan
BINTANG sahabat sejati???
“Cahaya bulan tidak pernah meramal, itu janji yang dipegangnya. Ia
juga tidak pernah mengingatkan atau memberi awas-awas. Ia hanya
menerima sinar matahari yang kemudian dipantulkannya ke bumi: kilau-
kemilau” –Nur Rohayati Nengsih-
Suatu hari pernah ku dengar sebuah bintang berbicara pada bulan “Aku
tidak ingin lagi menemanimu mulai malam ini dan seterusnya” katanya.
“Kenapa?” tanya bulan “Padahal aku menyukaimu, aku menyukai malam-
malam dimana kau ada dan menemani ku hingga fajar menjelang” tetapi
bintang itu hanya diam meredup dan bersembunyi di balik mega.
Justeru kerana bulan menyukainya maka bintang itu menghilang. Aku
mengetahui hal itu kerana sebuah bintang lain yang adalah teman
karibnya mengatakannya padaku.
Cinta memang aneh, bukankah ia seharusnya mempersatukan?Bintang itu
mencintai bulan. Tetapi bulan tidak mencintainya, ia
hanya `menyukainya’. Siapa pula yang membeza-beza kan cinta dengan
suka? Kenapa bulan tidak membencinya saja, malah bulan menyukainya
sehingga bintang tidak mempunyai alasan untuk tidak menemaninya
malam nanti. Bintang yang sinarnya paling terang adalah bintang yang
berwarna biru.
Sebuah iklan tong gas yang sering kulihat di television juga selalu
membangga-banggakan produknya yang memiliki api biru, bukankah
bintang juga seperti api yang panas dan memberikan sinar?
Bintang yang sedang kuceritakan hanyalah sebuah bintang kecil yang
berwarna merah. Kerana itu ia tidak pernah dapat mengumpulkan
keberanian untuk berkata pada bulan “Akumencintaimu!”. Bulan sendiri
tidak pernah menganggap bintang sebagai lebih dari sahabat yang
selalu menemaninya setia pmalam, dan sesungguhnya bintang
mengetahuinya.
“Aku mencintai matahari” kata bulan “Ia dapat membuatku bersinar
indah diwaktu malam. Ia membuatku selalu ditunggu oleh para pencinta
malam. Ia membuatku selalu dinanti oleh para pujangga yang yang
menulis berbait-bait puisi tentang cinta hanya dengan melihat diriku
di langit malam. Anak-anak kecil menunggu kehadiranku agar dapat
bermain-main dilapangan di tengah kampung
Bintang tak pernah habis berfikir kenapa bulan mencintai matahari,
bulan bahkan hampir tak pernah bertemu denganmatahari dan ketika
mereka bertemupun bulan akan kehilangan sinarnya.
Kita menyebutnya gerhana matahari, saat itu kita tidak diperbolehkan
melihat langsung ke langit, katanya dapat merosak mata kita.
Matahari tidak pernah memikirkan bulan, ia hanya bersinar dan
memberikan sinarnya tanpa membeza-bezakan. Ia bahkan tidak
mengetahui kalau sinarnya dimanfaatkan oleh bulan untuk bersinar
dimalam hari. Ia hanya menganggap bulan sebagai benda yang kadang-
kadang menghalanginya memberi sinar kepada bumi.
Mungkin matahari mencintai bumi, aku tidak tahu kerana aku tidak
pernah bercakap-cakap dengan matahari dan bumi tidak pernah
bercerita tentang ini, sejujurnya aku tidak terlalu peduli.
Bintang merasa tidak mendapatkan keadilan. Kenapa bulan mencintai
matahari yang bahkan tidak pernah memikirkan bulan, dan bukan
mencintai bintang yang mencintai bulan dengan sepenuh hatinya?
Bintang juga merasa tak berdaya kerana walaupun ia ingin memberikan
seluruh sinarnya kepada bulan agar selalu kilau kemilau, bintang tak
dapat melakukannya kerana jaraknya yang sangat jauh.
Matahari juga adalah bintang, bintang merah yang sama seperti
dirinya, kerana letak nyalah matahari dapat terlihat lebih terang
daripada bintang. Tapi bintang adalah bukan matahari, kerana itu
bulan tidak mencintai bintang.
Cinta memang aneh. Kerana itu sekali lagi bintang berkata, kali ini
kepada semua teman-temannya “Aku tidak ingin lagi menemani bulan
mulai malam ini” kemudian ia menghilang (tak hanya meredup
danbersembunyi di balik mega) dan tak pernah lagi menemani bulan.
Aku akan memberitahu sebuah rahsia sekarang, BINTANG ITU ADALAH AKU.
Ia turun ke bumi sebagai bintang jatuh dan juga permintaan sepasang
kekasih agar mereka berdua dapat hidup berbahagia hingga akhir
hayatnya. Ia kemudian jatuh kerumahku dan menyusup ke dalam rahim
ibuku dan menjadi aku.
Dan betapa pun aku tak ingin lagi menemani bulan, kadang-kadang aku
akan sangat merindukannya
Dan aku akan menatap bulan dan mendengarkan percakapan semesta,
sambil berharap suatu hari nanti bulan akan dapat mencintai bintang.
Jika hari itu tiba aku akan terbang ke langit dan kembali menjadi
bintang yang akan selalu menemani bulan.
Posted Februari 12, 2008
on:Ku pandang langit
Penuh Bintang bertaburan..
Berkelap-kelip seumpama bintang Berlian..
Tampak sebuah lebih terang Cahayanya
Itulah Bintangku,
Bintang kejora yang indah slalu..
penulis: tiada nama
Posted Februari 12, 2008
on:From “The Prophet” Kahlil Gibran, Lebanese Poet
WAKTU
Dan seorang pakar perbintangan berkata, Guru, bagaimanakah perihal
Waktu?
Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan
perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya
kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan
abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari
adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa
menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya
tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada
batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari
pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke
tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada
kenal ruang?
Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim,
biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa
depan dengan kerinduan.
Posted Februari 12, 2008
on:KITA BELAJAR CINTA DARI APA PUN
Kita belajar apa itu cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya
dalam gendongan,
sedangkan kedua belah tangannya sibuk menisik selimut keluarga.
Dalam dadanya tiada sesuatu apa selain ketulusan memberi atas nama cinta.
Kita belajar apa itu cinta dari seorang ayah yang membawa pulang
sejumput padi
dan setuang air setelah seharian berterik-terik di ladang.
Dalam dadanya tiada sesuatu apa selain kegembiraan memberi atas nama
cinta.
Karena cinta bukan hanya sekedar pelukan hangat, belaian lembut, atau
kata-kata penuh dayu,
Bahkan cinta bukan hanya cinta yang kita rasakan saat jatuh cinta.
Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi.
Dari cahaya matari.
Dari sepasang merpati.
Dari sorot mata anak-anak yang menanti pemberian.
Dari sujud dan tengadah doa.
Dari apa pun!
Dari seluruh kelahiran, yang kita sambut dengan cinta,
hingga kematian yang
kita larung dalam cinta,
kita hanya belajar satu hal: cinta.
Dan kehadiran kita dalam hidup ini pun tiada maksud lain selain
mewujudkan cinta.
Karena itu,
tiada yang pantas kita lakukan selain
atas nama cinta kita yang teragung.
From: Abdul Karim
Posted Februari 12, 2008
on:Bunga Matahariku
kamu mungkin cinta matiku
diantara sekian pesona tertebar yang ada
kamu mungkin keinginan dasarku
diantara beribu keinginan luasku
kamu mungkin serimbun akar pohon kehidupanku
yang bercabang tak henti henti
Aku temukan hal indah di garismu
telanjangi buruk garis-garis gelapku
menyekaku dari belokan alurku
membimbingku ke lurusnya jalanmu
………………….
kematian rasamu kematian jiwaku
ambingkan aku ke sayap tak pastiku
jatuhkanku ke persimpangan sesatku
luruhkanku di penantian semuku
Bunga Matahariku,
ketiadaan asamu ketiadaan ilhamku
Rio de Rush
Jakarta, 20 June 2001
Posted Februari 12, 2008
on:Citra Cinta
Rhoma Irama
Cipt. Rhoma Irama
Album: Soneta Vol. 12
Dihiasi alam manusia ini
Dengan cinta sebagai rahmat-Nya
Agar dapat hidup berkasih-sayang
Laki-laki dan perempuan
Agar dapat mengembangkan keturunan
Demi penerus perjuangan
Bila datang rasa cinta hati-hati dan waspada
Jaga, pelihara, serta kuasailah
Sehingga sampai waktunya halal bagimu berdua
Bila biduk cinta tiba di titik nikah
Banyak sudah tunas-tunas muda
Berguguran sebelum berkembang
Korban dari nafsu birahi durjana
Yang mengatasnamakan cinta
Janganlah kau menodai citra cinta
Yang memang suci dan mulia
Syukurilah anugerah cinta
Pelihara nilai citra cinta
Posted Februari 12, 2008
on:— Shera Sirimavo
Ini adalah saat bagimu untuk bersikap ramah pada diri sendiri
Ini adalah saat untuk berkumpul bersama teman-teman yang menyayangi kamu
Ini adalah saat untuk menulis di buku harianmu
Ini adalah saat untuk membuat daftar semua unsur yang kausukai pada dirimu sendiri
Ini adalah saat untuk tidak memikirkan apa-apa yang tidak kausukai tentang dirimu
Ini adalah saat untuk merenung dan mengingat bahwa segala sesuatu akan berubah
dan apa yang kaualami inipun akan berlalu
Ini adalah saat untuk membaca buku yang bagus
Ini adalah saat untuk mengatakan hal-hal yang menyenangkan pada dirimu sendiri
Ini adalah saat untuk menemukan cinta yang kaucari di dalam dirimu sendiri
Posted Februari 12, 2008
on:Sedikit petikan yang dipetik dari karya penulisan
KHALIL GIBRAN.
KataGibran001
“Jika engkau benar-benar membuka matamu dan melihat,
engkau akan menyaksikan bayanganmu dalam semua
bayangan.
Dan bukalah telingamu, lalu dengarlah,
maka engkau akan mendengar
suaramu sendiri dalam semua suara.”
KataGibran038
Kata yang paling indah di bibir umat
manusia adalah kata ”Ibu”,
dan panggilan paling indah
adalah ”Ibuku”, ini adalah kata penuh
harapan dan cinta,
kata manis dan baik yang keluar dari
kedalaman hati.
KataGibran016
“Kebanyakan orang yang berperasaan halus
dengan cepat menyakiti hatimu
agar kamu tidak mendahului mereka
dengan menyakiti hati mereka. ”
KataGibran019
“Di dalam hasrat manusia,
ada kekuatan kerinduan yang
mengubah kabut dalam diri kita menjadi matahari. ”
**********************
KHALIL GIBRAN adalah sibijak membara.
Pemikiran-pemikiran bijaknya senantiasa jauh melampaui
masa dan terus membara sampai entah bila.
Beliau lahir di Beshari, Lebanon (1883), sepuluh tahun
kemudian hijrah ke Amerika, dan menghabiskan masa
remajanya di Boston.
Sempat belajar di Paris dan kemudian tinggal di New
York. Banyak hal bermanfaat yang dapat dipetik dari
untaian kata-katanya. Bacalah dalam sunyi, renungkan
dalam diam, resapi dalam hening, dan Anda akan dapat
memetik sesuatu yang entah apa, seperti nyala api
yang membakar dan terus membara dalam rasa.
**********************
Pencinta penulisan
Syed Badrul Hisyam Alhaddad
http://alhaddads.wordpress.com
http://groups.yahoo.com/group/Alhaddads/
Posted Februari 12, 2008
on:Akulah sio kona nama yang hilang di pulau Halmahera
Pasir putih tanpa nama yang pasrah pada sengsara
Begitu sejarah menggulungku hingga karam, dimana
Bunda?
Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa cerita itu juga sio kona
Tanah air adalah kisah penumpasan dari takdir
Mioti-Lamo
Dengan bekal perahu akan kubuat kampung seperti
Gamfela le
Juga jalan takdir bagi ajal yang kian merapat
Biar angin Selatan melemparkan Jan Pieterszon Coen ke
tanah asal
Tanah itu jua sio kona sejak mula ikan makan ikan
Ikan homa dimakan ikan ido menjadi santapan hiu
Masa depan kita arus balik yang terus memerah
Tanpa bobato dan dalil moro dari mana sumber cahaya
Sio kona tanah itu jua
Ikan makan ikan sejak dulu kala
Banda Aceh, 6 Februari 2007
Posted Februari 12, 2008
on:Cinta Tak Pernah Ada
Wahai cinta-cinta
Lihatlah aku
Dari mata malik
Aku tetamu tetapnya
Yang datang
Setiap pagi
Dan pulang
Setiap sore
Aku hidup
Saat kau mati
Yang langsung
Aku tak akan peduli
Kerana kau
Hanya malamku
Siang nanti
Kau hilang
Dan aku jemu
Telah aku beritahu
Faharasatku
Kini naraku
Adalah nafsu
Yang membunuh
Jauhi aku
Juan Einriqie
Surat Jemputan Maut Yang Terbiar Sudah
Posted on Wednesday, January 30 @ 23:55:35 MYT by greenboc
Oleh annas
“Kamu yang bernama Pemimpin
suatu hari nanti akan dipersoalkan ?
pada suatu janji dan amanah
bertemankan warna-warna keliru
yang sudah lama hidup ketandusan
tertipu diatas nama pangkat dan kuasa gila
menangis berselindungkan air mata dusta
sudah lupa pada segala
pada surat jemputan maut
yang sudah lama menghampiri
kamu
maut sudah menghampiri
sudah kita bersedia ?
Posted Februari 6, 2008
on:Cantiknya seorang wanita itu sebagai GADIS
Bukan kerana merah kilauan lipstik
Pada bibir memekar senyuman kosmetik
Tetapi pada keperibadian terpelihara
Kelembutan kesopanan menghiasi jiwa
Cantiknya seorang wanita itu sebagai REMAJA
Tidak pada kulitnya mulus menggebu terdedah
Untuk menggoda pandangan nafsu mata
Tetapi pada kehidupan terjaga
Dari menjdai mangsa tohmahan dunia
Cantiknya seorang wanita itu sebagai HAWA
Tidak kerana bijak meruntun iman kaum Adam
Sehingga turunkan insan ke dunia
Tetapi menjdi pembakar semangat perwira
Menjadi tunjang perjuangan syuhada
Cantiknya seorang wanita itu sebagai ANAK
Tidak menjerat diri pada lembah kedurhakaan
Mengalir mutiara di kelopak mata
Tetapi menjadi penyelamat ibu bapa
Pada hari kebangkitan bermula
Cantiknya seorang wanita itu sebagai ISTERI
Bukan kerana peneraju kerjaya dalam rumahtangga
Tetapi sentiasa bersama
Menempuh badai disisi suami tercinta
Cantiknya seorang wanita itu sebagai MENANTU
Bukan kerana kemewahan dimata
Tetapi bijak dalam menjauhi persengkolan ipar lamai
Menjadi penghibur hati permata kehidupan
Cantiknya seorang wanita itu sebagai IBU
Bukan terletak pada kebangkitan anak
Dalam setiap pertelingkahan
Tetapi dibawah lembayung kejayaan
Membuai anak dikala suami menjalin impian
Cantiknya seorang wanita itu sebagai MERTUA
Tidak kerana berjaya meruntuh istana
Tetapi jalinan kasih sayang
Tulus hati mengagih kasih setara pada semua
Cantiknya seorang wanita itu sebagai NENEK
Bukan memberi harta dunia
Sehingga generasi lupa
Tetapi menjadi pada pendita
Menjaring teladan para anbia pada anak bangsa
Cantiknya seorang wanita itu sebagai WARGANEGARA
Bukan kerana menyandang puncak dunia
Tetapi bijak menangkis rintangan
Peka membela nasib dan maruah negara
Menjadi tulang belakang keteguhan semua
Cantiknya seorang wanita itu sebagai WARGA TUA
Bukan kerana jernihnya mutiara
Mengalir deras di kelopak mata
Tetapi senantiasa mengumpul cahaya
Menghitung hari dengan selembar nasihat
Cantiknya wanita itu sebagai INTELEKTUALIS
Bukan kerana menjadi sebutan
Sehingga menjulang keegoaan
Tetapi dalam mencari ilmuan
Menyala obor mewangi setanggi profesionalis
Cantiknya wanita itu sebagai MUSLIMAH
Bukan kerana keindahan paras rupa
Sehingga menjadi ingauan mata
Tetapi berpegang Akidah Solehah
Disebalik tirai jiwa
Mengandam rindu kekasih pasrah di atas sejadah
Mengharap keredhaan kehidupan awana
kiriman: “Mee mee”
Kemana hilang sajak-sajak rindu
Yang selalu kau kirimkan setiap waktu
tak henti-henti ditanya diri
menujumu atau menemu kesunyian kembali
aku kabarkan angin tentang sesuatu rasa di kalbu
Sepi ini meniup awan bercerita tentang aku dan kamu
ketika waktu kita bertemu dalam diam dunia yang semu
Kita tak saling marayu, hanya sebuah senyum kala itu
Seperti Cinta pertama yang ada
Kita saling bercerita bersama
Berbagi kisah dan mimpi berdua
Tentang ingin dan asa semua
Kupejamkan mataku
Kurasakan jiwaku melayang meninggalkan ragaku
kembali kuingin kugapai ke dalam ruang rindu bersamamu
Bersama Rindu yang selalu kutitipkan dalam hatimu
—
Best Regard
Erwin Arianto,SE
¤¨¤ë¥¦¥£¥ó¡¡¥¢¥ê¥¢¥ó¤È
———— ——— ——— ——-
Posted Februari 6, 2008
on:Posted Februari 6, 2008
on:‘Kita adalah kejadian yg sempurna tetapi apa yg kita lakukan selalunya tidak sempurna.’
Pandangan mata selalu menipu,
Pandangan akal selalu tersalah,
Pandangan nafsu selalu melulu,
Dan pandangan hatilah yg hakiki,
kalau hati itu bersih..
Lahir satu tarikh tidak dapat dipinta,
Mati satu tarikh tidak dapat ditunda…
Bila mata bertemu mata akan mula rasa kasih.
Bila hati bertemu hati akan mula rasa sayang.
Tapi….bila dahi bertemu sejadah akan terasa kebesaran Allah S.W.T
Menuntut ilmu adalah taqwa,
Menyampaikan ilmu adalah ibadah,
Mengulang2 ilmu adalah zikir,
Mencari ilmu adalah jihad,
(Al-Ghazali)
“Setiap kesulitan itu akan bertambah apabila dihitung-hitung tetapi akan hilang apabila kita tidak menghiraukannya lagi…”
Kalau kita berada di alam tabii yg indah, kita tidak terasa keindahannya, bukan ertinya alam ini tidak indah, tapi jiwa kitalah yg tidak indah..
Sesungguhnya mati jasad kerana roh,
Mati roh kerana tiada ilmu,
Mati ilmu kerana tiada amal
Dan mati amal kerana tiada istiqomah.
Kesedihan itu lumrah. Mengingatinya kembali mungkin tidak akan mampu menyembunyikan luka hidup tetap menilainya semula dengan mata hati berbeza mungkin mampu membuat diri meneruskan hidup dengan tabah.
Ilmu adalah teras kepada ajaran ISLAM, tanpa ilmu manusia akan terseleweng mengikut kehendak akal dan hawa nafsu sehingga akhirnya agama dijadikan mainan.
Agama menjadi sendi.
Pengaruh menjadi penjaganya.
Kalau tidak bersendi runtuhlah hidup
Dan kalau tidak berpenjaganya, binasalah hayat.
Kerana org yang terhormat itu,..
Kehormatannya itulah yang melarangnya berbuat jahat.
Inginkan mutiara selamilah lautan,
Inginkan bahagia tempuhilah penderitaan,
Inginkan kejayaan relailah pengorbanan.
“People wil forget what you said, people will forget you did, but people will never forget how you made them feel…”
Live needs sacrifice,
Sacrifice needs fight,
Fight needs courage,
Courage needs confidence,
Confidence determine success,
Success lead us to happiness…
Hidup memerlukan pengorbanan,
Pengorbanan memerlukan perjuangan,
Perjuangan memerlukan kekuatan,
Kekuatan memerlukan keyakinan,
Keyakinan menentukan kejayaan,
Kejayaan membawa kebahagiaan.
Hidup tanpa cita-cita adalah mati
Cita-cita tanpa usaha adalah mimpi
Ilmu penyuluh hati yg bersih,
Pengorbanan memerlukan usaha yg gigih,
Natijahnya kejayaan bakal diraih,
Kutuman senyuman akan tersurih,
Berkat doa kepada yang Maha Pengasih…
Diam merupakan sebuah keputusan hukum
Sebaik baik perkataan adalah yang sedikit
Namun dapat menjadi petunjuk
Keselamatan seseorang terletak pada penjagaan lisannya
Siapa yang manis lisannya pasti akan ramai kawannya
Yang lahir dari hati adalah keikhlasan
Yang datang dari akal adalah kewarasan
Bersatulah hati dan akal
Melawan nafsu yang bakal memusnahkan
Harta yang paling indah adalah sabar
Teman yang paling akrab adalah amal
Pengawal yang paling waspada adalah diam
Bahasa yang paling manis adalah senyum
Dan ibadah yang paling indah adalah kyusuk
Malu daripada lelaki adalah baik
Tetapi daripada perempuan lebih baik
Adil bagi setiap orang adalah baik
Tetapi daripada pemerintah lebih baik
Taubat daripada orang tua adalah baik
Tetapi daripada pemuda lebih baik
Dermawan daripada orang kaya adalah baik
Tetapi daripada orang miskin lagi baik
” Tunjangkan resah mu di dada solat, himpunkan peritmu di genggaman doa, tutupi kekecewaan dgn taqwa, dan nilailah kesucian dirimu melalui keikhlasan hati”.
Hidupkan Rasa Bertuhan… Suburkan Rasa Kehambaan…
by,
Myelina san..
Posted Februari 6, 2008
on:From “The Prophet” Kahlil Gibran, Lebanese Poet
ANAK
DAN seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dekapan dadanya
berkata, Bicaralah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata: Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka putra-putri kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka datang melalui engkau tapi bukan dari engkau,
Dan walau mereka ada bersamamu tapi mereka bukan kepunyaanmu.
Kau dapat memberi mereka cinta-kasihmu tapi tidak pikiranmu,
Sebab mereka memiliki pikirannya sendiri.
Kaubisa merumahkan tubuhnya tapi tidak jiwanya,
Sebab jiwa mereka bermukim di rumah masa depan, yang tiada dapat
kausambangi, bahkan tidak dalam impian-impianmu.
Kauboleh berusaha menjadi seumpama mereka, tapi jangan berusaha
membuat mereka seperti dirimu.
Sebab kehidupan tiada surut ke belakang, pun tiada tinggal bersama
hari kemarin.
Engkaulah busur dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah membidik tanda sasaran di atas jalan nan tiada
terhingga, dan Dia menekukkan engkau dengan kekuasaan-Nya agar anak
panah-Nya dapat melesat cepat dan jauh.
Meliuklah dengan riang di tangan Sang Pemanah.
Sebab sebagaimana Dia mengasihi anak panah yang melesat, demikian
pula Dia mengasihi busur nan mantap.
Posted Februari 6, 2008
on:CINTA
LALU berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Ditengadahkan kepalanya dan memandang pada orang-orang itu, dan
keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa
melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara
mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia kan
menyalibmu. Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula
dia ada untuk pemanakasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-
rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-
guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya. sehingga engkau
bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa
kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping
hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan
kenikmatan cinta.
Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan
menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh
gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada
mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,”
tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan.”
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun
pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir
bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari
haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-
luap;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah
gita puji pada bibirmu.
by: Kahlil Gibran
Posted Februari 6, 2008
on:Ex animo,
Anofan Shoidal Nur
Posted Februari 6, 2008
on:assalamualaikum
tangan ku hulur
mengharap ruang sekecil-kecilnya
biar lusuh mahupun kontang
asalkan cukup mengisi
mayang yang berseni
dan ukiran yang raih seri
~ asz_oney ~
memandang rembulan dengan taburan sinar keinginan
aku ingin kau tatap rembulan
terang cahayanya seterang cinta kita yang menerang langit
Membawa berkah dalam menajalani hidup yang rumit
Menatap rona wajah sendu itu
Sebening embun dini hari
Tatap matamu itu memanja rayu
Nyelinap dalam kalbu
mencintamu bait-bait cintaku yang kekal
Ku hembus di dadaku sebagai takdir berbekal
aku serahkan diri juga cinta
menempuhi goda sepanjang usia dunia
Berserah ketulusan menerima.
mengalirkan kesah pada laut keabadian cinta
Mencoba membuang cinta lain di relung nuansa
Karena cinta adalah dirimu bidadariku
Depok, 3 February 2008
Erwin Arianto
—
Best Regard
Erwin Arianto,SE
えるウィン アリアンと
———— ——— ——— ——-
Posted Februari 5, 2008
on:Adakah lagi yang lebih pilu selain puisi yang terlahir
dari airmata
Ketika jangkar terangkat dan ombak menghantam seluruh
cerita
Pantai dan dermaga seolah ibu dan kakak perempuan
membuang muka
Sapu tangan tiang kapal mengirim haru ke langit
kelabu, siksa
Lalu segalanya gulita di antara riuh ombak dan cuaca
yang mengamuk
Merobek-robek kain layar berderak-derak hati yang
terserak
Seketika itu merapuhlah waktu jalan nafas yang
semakin tersaruk
Kita sudah tak lagi megukur getar karena musim yang
jungkir balik
Adakah lagi yang lebih puisi selain pilu yang
melahirkan airmata
Ketika nasib terputuskan sekian detik sebelum melepas
tali dermaga
Lapar dan dahaga seolah literan arak api memanggang
raga
Air di tempayan tercampur garam bagaimana lagi
meminumnya
Banda Aceh, 4 Februari 2007
dino f. umahuk
*Terinspirasi oleh puisi Dedy T Riyadi : Seperti
Pacar Pertama
Posted Februari 4, 2008
on:Dalam meniti hari-hari mendatang
Aku takut untuk meneruskannya
Adakah aku akan berhadapan
Dengan kegagalan dan seribu penyesalan…
Telah banyak adegan ku tonton
Ku rasa diriku sentiasa dicabar
Untuk melakukan sesuatu
Bagi kebaikanku dan semua
Namun apalah daya diriku ini
Sikap suka mengalah masih menguasai diri
Namun…aku masih bersyukur
Masih ada insan yang sudi menasihatiku
Memberi perangsang dan dorongan
Serta mengembalikan keyakinan yang telah pudar.
Kini…aku semakin mengerti
Apakah pengertian penhidupanku di dunia ini
Bukanlah semata-mata sebagai makhluk sahaja
Tetapi aku juga harus tabah
Kerana sesungguhnya perjalanan hidupku masih panjang
Tenagaku amat diperlukan
Ikrarku…untuk berusaha demi nusa dan bangsa
serta menjadi warganegara berguna
Semakin aku menjalani penghidupanku
Semakin matang aku jadinya…
Akan ku pastikan penghidupanku ini
Secerah matahari dan bintang di langit
Namun aku tetap mengakui
Segala yang terjadi adalah ketentuan Ilahi
Maka…aku terima penhidupanku ini
Dengan perasaan redha
Serta hati yang terbuka.
by: syazie1979
Posted Februari 4, 2008
on:Posted Februari 3, 2008
on:Sejak Mula
Sejak mula aku tak berutang apa-apa selain rindu
Lalu kau menyusur sunyi seolah jarak adalah muara
Padahal kita sama tahu selain nasib geladak perahu
Tak ada jembatan menjangka rupa
Sejak mula tak tutipkan apa-apa selain kata
Lalu kau mengigau panas dingin seolah puisi adalah
tuba
Padahal kita sama tahu seisi rimba takan mungkin
menjadi rima
Meski lolongan kau kirimkan serupa daya
Sejak mula aku tak menanam apa-apa selain kelu
Lalu kau menjadi sunyi seolah aku awan kelabu
Padahal kita sama tahu selain puisi tak lagi yang
lebih merdu
Meski nasib masih terkurung di musim pilu
Banda Aceh, 3 Februari 2008
Dino Umahuk: metafora dari laut
http://www.birahilaut.multiply.com
Posted Februari 3, 2008
on: Salam dihulur dari hamba mu ini
Yang hina dan bukan terbaik
Alpa selama nafas ditarik
Punya hati yang busuk dan terbalik
Salam wahai Pencipta Alam
Rayuan ini tidak dipermudahkan
Keluh tidak didengar endahkan
Titisan suci tidak di terima olehMu
Lalu apa lagi daya menjerut hati
Mengharap setitis ruang biar ku rasakannya
Walau senipis daun kari di kali
Akan ku tadah syukuri nikmatnya
Namun mungkin belum sekukuh
Ataupun sehebat usaha mengharap kasih Mu
Mungkin ada penyebab salah laku atau
Perkara kelabu yang aku keliru
Dan buta dihati menutup mata
Akan tetapi Wahai Pencipta ku
Ku langkah kan kaki kanan
Terus mengharap dibukakan
Di beri utusan anak kunci sebagai bekalan
Biar di pimpin mencari pintu
Dan bertatih kembali menyebut namaMu
Wahai Pencipta ku
Ku mohon terus di kejap pegangan
Membiarkan aku leka di dalam rangkulan
Dan di selindung dek hati jahat ku
Moga bersemadi di pintu redha Mu
Untuk kini dan selama mahu Mu
Amin………..
by: asz_oney
Posted Februari 3, 2008
on: Apakah laut tak lagi berombak
apakah langit tak lagi biru
mengapa tak ada lagi senyum di antara kita
tak ada tawa
syurga mimpi kita
selaksa angin yang berlalu
isyarat mati keabadian
Apakah angin enggan berhembus
bersama hilangnya cerita-ceritamu
Sahabat
kau tetap mentariku
yang selalu menghangatiku
kau tetap embun yang menyejukkan jiwaku
dalam sejuta kerinduan tentang kau
sahabatku…
1 Feb 2008,
Myelina san…
Posted Februari 3, 2008
on:Aku ingin tersenyum kepadamu hari ini
walaupun aku tidak dan belum pernah melihat wajahmu
membayangkanmu adalah seperti usaha
menjaring angin namun semoga kau dapat menangkap senyumku.
Dan aku mahu berkata cuaca di kotamu indah
kerana walaupun mendung betah di atap rumahmu
aku tetap ingin mengajakmu menikmatinya dengan senang.
Aku ingin menyentuh jemarimu saat ini
walaupun kau ribuan batu jauhnya
kerana jarak tak pernah
menggagalkan sukacita yang keluar dari hatimu.
Dan sebelum kuakhiri
anggaplah aku telah memelukmu dengan kata
sebuah pelukan dariku
untuk mengawali hari ini dalam kehangatan.
by: myelina
Posted Januari 18, 2008
on:Aku…
Cuba ingin mecari damai
Di tanah yang tandus gersang
Aku…
Cuba ingin mencari tenang
Di air yang mengalir deras
Aku…
Cuba ingin mencari redha
Di api yang marak membakar
Aku…
Cuba ingin mencari kusyuk
Di angin yang bertiup kencang
Arah Pencarianku hanya satu
Mencari kebahagian
Dan ketenangan yang hakiki
Tapi…
Aku umpama terantai kaki dibumi
Dan tangan tergari di langit
Karya asli: Alhaddad
ps: klip pada gambar…
Alhaddad’s komen