Janji Kaicil Paparangan
Posted Februari 25, 2008
on:Sudah berbilang musim beta tidak juga pulang
Meski kapal-kapal bersipacu nasib baik belum
berkunjung
Ada luka tersimpan disana, mau bikin apa sio gandong
Itu tanah milik siapa sio kona nama yang hilang
Siapa kini penjaga cahaya jika bobato tergiur kursi
Masjid dan langgar sepi puisi tak ada lagi yang baca
barjanji
Di singgasana para kolano memanen rejeki
Melingkar janji dengan tarian jin salai, eeee
doti-doti
Sudah berbilang musim kaki langit terkurung mendung
Tapi tuan governur bilang jangan coba untuk pulang
Ale masih harus bikin perhitungan di tiang gantung
Kalau mau terus berdiri sebagai petarung, sio gandong
Tuan boleh unjuk gigi pake manyiang deng kabaya donci
Tapi beta anak negeri dengan seribu panah puisi
Kalau sampe beta marah nanti, beta bikin laut mandidi
Ikan-ikan lari, irama tifa deng bunyi tahuri, tuan
mati
â€Mari tuan katong baku cigi, beta siap matiâ€
Banda Aceh, 24 Februari 2008-02-25
dino f. umahuk <valdinho74@yahoo.co.uk>
Kaicil Paparangan= Gelar Sultan Nuku
Basudara tuang hati jantong= Saudara sehati se jantung
Gandong= Saudara kandung
Sio kona= aduh kasihan
Bobato= Pemuka agama dan adat di Maluku Utara
Kolana= Kepala Pemerintahan Adat di Maluku Utara
Jin Salai= Tarian Jin
Doti-doti = ilmu hitam
Manyiang deng kabaya donci= pakaian untuk ke pesta
Mandidi = mendidih
Tahuri= alat musik dari kulit bia (kerang laut)
Baku cigi= memancing ikan kecil untuk umpan
Tinggalkan Jawapan