Archive for Februari 17th, 2008
pada tiup mesra angin dipungut waktu
Satu jengkal hati menuju langit
mungkin senyummu sayang di balik mega
menyambut pagi ceria serupa matahari
tapi hatiku tetap menyukai kesunyian
melukis bunga bidadariku di helai udara
kuceritakan padamu tentang Kisah tlah lewat
Tentang Cintaku pada seorang dara jelita
bahagialah Aku kini ada yang merindukanku
pada waktu lalu tercatat nama terpahat wajah
bahagialah aku kini ada yang mencintaku
walau terkungkung aku dalam bayang lalu penuh kasih sayang
Pada bibirmu cinta apa yang terucap
doa atau keinginan menjadi Sejati
marilah, marilah masuk kedalam hati ku cintaku
pahatkan indahnya cinta mu dalam hatiku
itulah cinta begitu merahasia
tak dapat diterkakemana menyuka
Biarlah lebur semua lalu dalam doa
menerima takdir sebagai suatu keihklasan hati
Depok, 13 February 2008
Erwin Arianto
—
Best Regard
Erwin Arianto,SE
¤¨¤ë¥¦¥£¥ó¡¡¥¢¥ê¥¢¥ó¤È
———— ——— ——— ——-
SINCERITY, SPEED, INOVATION & INDEPENDENCY
perahu kecilku kini ditengah badai
terombang ambing dalam rasa dan kenangan lalu
berapa lagi jeram kenangan harus diarungi
berapa lagi gelombang ingatan harus dihadapi
berapa jauh lagi ingatan ini akan menghantui
seperti kerling mata, atau senyum terluka
memberi berbagai tanda tentang hati yang meluka
dan kuhentikan pelayaran cinta lalu ku ini
betapa pada keluasan samudra ini dan kecipak air
remang cahaya mengundang gerimis mengiris
angin menampar-nampar pipi menyadarkan aku dari mimpi
kabut memutih lukisan tentang engkau yang telah pergi
ada yang tersayat begitu dalam oleh keinginan itu
ada yang tersayat begitu dalam di hatiku
biarlah kini kau pergi dengan luka yang tertinggal
nyatanya belum juga aku bisa melupakan cinta itu
cukupkan sampai di sini semua ini
sudah habis waktu ku dan hentikan semua ini
helai demi helai terbuka rahasia demi rahasia
Kurayakan pesta kemenangan merayakan kekalahan diri
karena aku lebih berhak atas diriku sendiri
Depok, 13 February 2008
Erwin Arianto
—
Best Regard
Erwin Arianto,SE
¤¨¤ë¥¦¥£¥ó¡¡¥¢¥ê¥¢¥ó¤È
———— ——— ——— ——-
SINCERITY, SPEED, INOVATION & INDEPENDENCY
rindu itu…,,,
Posted Februari 17, 2008
on:diana izatti <dianaizatti@ yahoo.com> wrote:
terasa kosong nilai hidupku ….
inginku kembali kewaktu itu …
saat aku masih bersamamu …namun kuharap kuasa yang esa…
tabahkan hatiku seperti dia ..
agar sepanjang waktu ini ku bisa …
menahan rindu yang amat sangat padanya ….

Melonggok segenggam hati
Posted Februari 17, 2008
on:Sejenak setetes hujan masih saja menghukumi bumi
Angin pun terasa mengoceh menerpa serumpun dedaunan
Menerbangkan helai demi helai daun yang telah meranggas
Rumput yang mengering ikut serta menarikan tarian hujan
Cawan-cawan yang tertelunggup memantulkan kembali tetesan
Hujan belum reda saat sang dewi menelungkupkan cawan
Sayapnya yang menggantikan cawan itu agar air tidak menetes ke bumi
Huhhh…sungguh dingin menerpa diri, saat hujan mengaliri raga
Bertahan mendustai segenggam keharusan yang menghantui
Mencoba dan terus mencoba menggelayut diantara badai
Sampai pada titah pencipta menghempasnya jatuh
Sungguh oh pencipta ruh…napas belum dihembuskan
Sayappun masih mengelantung membebani jasad
Mimpi sejenak yang terlintaspun belum terlukiskan
Haruskah larian ini dihentikan??
Saat bumi belum menemukan sesosok penjaga
Sesaat kemudian tangisan itu terhenti
Kembali sang surya mengintip dari sisa mega
Mengusap sayang rintik-rintik hujan
Tersenyum membentuk lengkungan indah sang pelangi
Dan sang dewipun masih tertunduk menghujat sepi
Berucap kembali kepada pemberi jasad
Bila detik memang telah berhenti memutar hari
Bila penjaga bumi adalah bukan yang ditemui
Saatnya untuk menerima pahatan rusuk yang menanti
Takdir diri akan terpenuhi dengan putaran yang terhenti
Karena terus berjalan adalah keharusan yang tlah terpatri
Bukan untuk menegok kembali kisah yang telah menjadi sejarah diri
--
Regards,
Hapsari Wirastuti Susetianingtyas
bulan
Posted Februari 17, 2008
on: wahai bulan..
merajukah dirimu
tidak lagi hadir bersama malam
dan bintang bintang juga menyepi
mebiarkan angin malam begitu sejuk
dan alam begitu pekat
wahai bulan
dimanakah sinarmu
melenyapkan bintang bintang
ada ugas menanti
ada kelawar menunggu
untuk bersama mehiasi malam
wahai bulan
adakah angin sejuk ini utusanmu
mengatakan luah hati sedih
bicara cinta yang telah mati
pergi bersama awan semalam
memekik menangis sehinga fajar tiba
wahai bulan
pekatnya malam
sehingga hilang nyayian alam
yang tenang dan medamaikan
kerana bintang-bintang juga bersedih
hilang tidak bersinar
Pencinta penulisan
Syed Badrul Hisyam Alhaddad
http://alhaddads.wordpress.com
join saya (klip sini)
wahai malam..
kenapa mesti menyoal rajuk si bulan?
sedangkan selama ini dia peneman sejati
tidak langsung kau memandang..
apa tah lagi memerhati…
jua lebih lagi kau menghargai..
hanya sedetik dia menyepi ..
kau mencari …
wahai malam..
sabarlah menanti
kepulangan bulan dlm pertapaannya
mencari kembali hakikat diri
mengaut sisa² yang ada
untuk menemani kembali malam yg gelap..
semoga nanti kau akan mengambilnya
dan meletakkan dia di tempat yg sepatutnya…
😀
Oney
lala_dua dua <laladua_dua@yahoo.com
engkau embun..dan aku malam
Posted Februari 17, 2008
on:puisi,,,
Posted Februari 17, 2008
on:- In: puisi
- 2 Comments
di satu ruang kehidupan
seorang tua camping berpakaian
entah berapa lama tidak berganti
hanya berteman tasbih tua
tidak pernah meminta kekayaan
tidak pernah bertanya nilai diri
tidak pernah persoal akan keadilan
pada maha tuhan yang mencipta
makan nye laju, minumnya pantas
lalu satu hari ada hamba allah bertanya
mana dirimu ingin pergi, apa sebenar yang kau cari
makan dan minum mu tak bersempat
dalam nada penuh kesedihan beliau menjawab
aku tak mahu masa yang aku ada dipersiakan
selain dari menyebut nama allah..
dan yang aku cari hanyalah keredhaan allah
alhaddad
MUSAFIR DI ATAS SEJADAH
Dia memohon seribu kemaafan
Sewaktu terjaga dari buai mimpi
Menangis dia dalam kegelapan
Mencari jalan menuju ke firdausi
Dia bertanya tentang kehidupan
Tentang hari bernama kematian
Di manakah hina dan mulia insan
Selagi belum ketemui MahaTuhan
Dia musafir yang tak pernah tewas
Menuntut keadilan tanpa sempadan
Meminta bukan bererti dia pengemis
Kerana itulah janjinya untuk mati
Diatas sejadah dia menyerah dan meminta
Secebis nilai diri sebagai seorang hamba
Sebelum kematiannya menjemput kesana
Semoga ketenangan menanti dia disana
MarjanS
POS MALAYSIA
marjanspuisi@ yahoo.com. my
SUARA DARI PERUT-PERUT LAPAR
Kami diantara engkau bernama aku orang bawahan
Bakal pada satu hari nanti menjerit dipinggir jalan
Bila tak tertanggung lagi mengunyah enak kelaparan
Walaupun kami masih terdaya teruskan perjuangan
Jiwa kami telah sekian lampau tak lagi berkunci
Pasti kekerasan bakal memberontak satu hari nanti
Usahlah kau anggap segalanya bermaksud kejahatan
Kerana selagi nama manusia kami perlukan keinginan
Dalam perut kami tiada lagi nikmat kekenyangan
Telah kami korbankan dalam ertikata perjuangan
Sedikitpun kami tak pernah dilontarkan terima kasih
Kerana sekian lampau kehadirandiantara kami disisih
Ini adalah suara luka dari jendela rumah kebenaran
Tercipta dari mulut anak-anak kecil sedang kelaparan
Memaksa kami meronta dan terus meminta pembelaan
Sebagai warga manusia marhain memerlukan keadilan
Lihatlah kami walaupun dari sudut mata mulia itu
Tentang berat pundak kami menanggung sengsara ini
Atas nama tuhan kami tidak meminta limpah kekayaan
Kerana kami tidak pernah bermimpi menjadi seorang tuan
Marjan S
POS MALAYSIA
DAYA BUMI 2008
SUARA-SUARA JALANG
Seorang lelaki dilorong jalang
Melamar cinta dengan nafsu kuda
Buat para kuda betina gersang
Tercipta dari kekecewaan cinta
Suara-suara jalang syahdu bergema
Lembut memanggil jantan celaka
Katanya temanlah aku keranjang dosa
Mengubat cintaku dulunya kecewa
Usah kau kuatir tenatang benih hina
Tak akan aku relakan kandungkan dia
Menjadi saksi dosa-dosa diantara kita
Aku tak rela dia lahir menjadi mangsa
Katakanlah rumah tua ini syurga kita
Persinggahan untuk menuju keneraka
Tanpa sebarang sedikit rasa kecelakaan
Kerana aku betina jalang mencari makan
Kuda gila memacu dalam suam malam
Katanya aku ingin puas sebagai jantan
Suaranya tenggelam dalam erang jalang
Demi memancutkan keruh-keruh dosa
Syaitan berkata penuh keangkuhan
Mereka telah menjadi sebahagian aku
Semoga pintu-pintu taubat tertutup rapat
Selagi dunia belum ditimpa hari kiamat
MarjanS
SUNGAI PETANI
FEB 2008
MAKAM PERTEMUAN
Perpisahan tercipta tanpa kita duga
Bukan dengan kerelaan dari jiwa mulia
Kau pergi menyambut salam impian
Aku pergi menyambut salam perjuangan
Maka terpisah kita antara dua jantung kota
Tanpa adanya secebis ingatan dan kerinduan
Perpisahan kita diiringi dua parut luka
Tanpa sebak didada dan linangan airmata
Luka di kanan kakimu ¨C di kiri mataku
Kadang-kadang kita terlupa tragedi itu
Mungkin kita cemas dilambung ombak
Atau kita sedang menghukum kenyataan
Hari ini ditaman zaman kita bertemu jua
Bersaksikan makam-makam insan tercinta
Di pagi dingin dan pohon-pohon komboja
Dan langit tersenyum menumpang gembira
Kitakah itu seperti insan dilahirkan semula
Besertakan roh cinta dan nafas-nafas luka
MarjanS
POS MALAYSIA
marjanspuisi@ yahoo.com. my
LAILI DALAM KENANGAN
Di ambang senja seusia maya remaja
berdua kita menatap segar guris luka
dalam tangis kau menahan pedih rasa
namun kau cuba menyembunyikan jua
tanpa diduga kita ¨C lahirlah jiwa cinta
urip selagi belum ketemu ajal maha esa
terciptalah ikrar janji setia di asmaraloka
selagi keikhlasan sudi ujud di dalam dada
syahdu nama mu Laili selembut wajah ayu
sepi hidupku Laili tanpa aku mengingati mu
rembulan berwajah seri pungguk setia menanti
inikan pula sesetia sumpah cinta kita pada janji
biar pun terpisah antara dua laut biru
rela ku seberangi jua kerana mu Laili
selagi aku tak ketemui di mana dikau
tetap ku mencarimu hingga hayat nanti
bukan aku tak sudi terus bersama mu di sisi
menenun permaidani cinta ¨C memintal pasti
demi masa depan agar kita saling berkorban
semoga mengukuhkan lagi mahligai impian
nyata setia kita dipayungi takdir maha esa
kau pergi tanpa secebis nota khabar berita
hanya termampu aku membena pusara cinta
di sudut hati ini yang semakin parah lukanya
MarjanS
Kota Kaca
2006
angin itu
Posted Februari 17, 2008
on:“diana izatti” <dianaizatti@yahoo.com>
kalah sudah
Posted Februari 17, 2008
on:raonah jhr <raonah_jhr@ >
pinjamkan aku telingamu
untuk menampung darah beku
yang ternoda duka
di perigi hati
ceduklah kepedihan yang bertahan
menjadi racun bertahun terhimpun
tak kuasa lagi menahan bisa
lara dalam gelora.
mod:
kenape sedih mjentik halwa
sedangkan memandang pelangi asmara
……
raonah_jhr <raonah_jhr@…> wrote:
>
asmara pelangi bercabang nurani
izin dalam paksa akur dan tafakur
hati hancur rela terkubur
demi ilahi ku berbakti
apakah maksud katamu ini
bukankah kewajipan kita sebagai hamba
memenuhi tuntutnya dulu sebelum melata
menupah keringat di permatang dunia
laksana mencurah air di kali
membawa maksud dari hati yang sepi
di cetak kata mengejar redho Ilahi
tetapi kenapa bagai meluah keluh berpati
andai ingin menjadikan ia realiti
biarlah benar dari hati
bukan dari duka yg menjengah melewati
hari² mu .. wahai roanah_jhr..
hamba musafir menumpang lalu
sekadar singah mehilang lelah
kenapa harus berbagi cinta
bukankan cinta itu hak pada pencinta
kita hamba sekadar menumpang
hari itu..
Posted Februari 17, 2008
on:
Aku amat bersyukur padaNya
kerana aku hanya manusia biasa…
terasa hati ku ingin berbicara …
terus menerus kepada yang empunya ….
namun takdir bukan urusan kita ….
hanya berserah kepada yang maha Esa..
agar kita kembali bersama ..
walau hanya diruangan cyber…
hehehehehehehe

angin yang berhembus
mengasyikan.. mendamaikan
aku lebih berhati-hati
pak cik Zach..
tunjukkan arah tuju yang pasti..
terima kasih daun keladi!
aku hanya nelayan
yang kebetulan singah
setelah pulang dari laut
mendengar bisik bicaramu
ingin menyapuk meluah kata
angin itulah yang menolak ombak
angin itulah yang buat laut bergelora
angin itu jugalah yang membawa layar pada dermaga
angin itulah yang buat kami juga berhati-hati

dan singgah untuk kali yang ke berapa
walau beronak pantai ditemui..
namun mengapa ke laut jua perginyer?…
syed badrul hisyam alhaddad <badsyam77@…> wrote:
wahai mod yang bistari
umpama lebah yang mencari madu
walau pnuh satu tempayan
namun tak pernah jemu menodai bunga
begitula hamba sebagai nelayan
mungkin kerna kompas yang rosak
atau tersasar penangan ombak
mungkin jua..tuan seorang
nelayan yang pencen
terlupa dimana patut berlabuh..
😛
mabuk laut..
hahahaha…
tidaklah hamba jauh menyimpang
yang hamba kata adalah benar
umpama ombak medambar pantai
yang tak pernah jemu walau sesaat
kalau hamba nelayan pencen
masakan hamba dapat pulang ke rumah
cuma mahu mengikat sampan tuan jika tersasar
biar bersama merempuh air pasang dan angin laut
kembali pulang ke jejak asal..
.. jejak daratan itu.. tempat kita bersama…
“lala_dua dua” <laladua_dua@yahoo.com>
Alhaddad’s komen