Archive for Februari 5th, 2008
memandang rembulan dengan taburan sinar keinginan
aku ingin kau tatap rembulan
terang cahayanya seterang cinta kita yang menerang langit
Membawa berkah dalam menajalani hidup yang rumit
Menatap rona wajah sendu itu
Sebening embun dini hari
Tatap matamu itu memanja rayu
Nyelinap dalam kalbu
mencintamu bait-bait cintaku yang kekal
Ku hembus di dadaku sebagai takdir berbekal
aku serahkan diri juga cinta
menempuhi goda sepanjang usia dunia
Berserah ketulusan menerima.
mengalirkan kesah pada laut keabadian cinta
Mencoba membuang cinta lain di relung nuansa
Karena cinta adalah dirimu bidadariku
Depok, 3 February 2008
Erwin Arianto
—
Best Regard
Erwin Arianto,SE
えるウィン アリアンと
———— ——— ——— ——-
Adakah Lagi Selain Pilu
Posted Februari 5, 2008
on:Adakah lagi yang lebih pilu selain puisi yang terlahir
dari airmata
Ketika jangkar terangkat dan ombak menghantam seluruh
cerita
Pantai dan dermaga seolah ibu dan kakak perempuan
membuang muka
Sapu tangan tiang kapal mengirim haru ke langit
kelabu, siksa
Lalu segalanya gulita di antara riuh ombak dan cuaca
yang mengamuk
Merobek-robek kain layar berderak-derak hati yang
terserak
Seketika itu merapuhlah waktu jalan nafas yang
semakin tersaruk
Kita sudah tak lagi megukur getar karena musim yang
jungkir balik
Adakah lagi yang lebih puisi selain pilu yang
melahirkan airmata
Ketika nasib terputuskan sekian detik sebelum melepas
tali dermaga
Lapar dan dahaga seolah literan arak api memanggang
raga
Air di tempayan tercampur garam bagaimana lagi
meminumnya
Banda Aceh, 4 Februari 2007
dino f. umahuk
*Terinspirasi oleh puisi Dedy T Riyadi : Seperti
Pacar Pertama
Alhaddad’s komen